Kamis, 28 April 2011

Skripsi Matematika: "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE FUN LEARNING PADA SISWA KELAS X2 SMA NEGERI 1 PASIMASUNGGU TIMUR KAB. KEPULAUAN SELAYAR".


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE FUN LEARNING PADA SISWA KELAS X2
SMA NEGERI 1 PASIMASUNGGU TIMUR
KAB. KEPULAUAN SELAYAR








SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi  Salah Satu Syarat Guna
  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika
Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar



OLEH

AHMAD MUHTAR
10536 1470 06






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10 November 2010 di SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar khususnya pada siswa kelas X2 diperoleh informasi bahwa hasil belajar matematika siswa masih dalam kategori rendah. Hal ini terlihat pada kemampuan matematika yang dilihat dari skor rata-rata yang hanya mencapai skor 55,50 dengan standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 60,00 pada semester genap tahun 2009/2010.
Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan karena metode yang yang diterapkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah. Metode ini membuat siswa menjadi pasif dan tidak memberikan cukup ruang untuk berkreativitas. Siswa juga menganggap bahwa pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah yang dijadikan sebagai indikator rendahnya mutu pendidikan di sekolah tersebut.
B. Permasalahan
a. Identifikasi Masalah .........(to be continue)

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Fun Learning

Fun Learning atau cara belajar menyenangkan yang mengasyikkan. Menurut Deporter metode belajar menyenangkan  adalah cara belajar yang memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang efektif, menerapkan kurikulum, menyampaikan materi dalam proses belajar. Sedangkan menurut Berk metode belajar menyenangkan adalah pola pikir dan arah berbuat yang diambil oleh guru dalam menyampaikan materi sehingga mudah dipahami oleh siswa dan memungkinkan terciptanya suasana yang tidak membosankan bagi siswa. Metode fun learning merupakan kolaborasi dari metode quantum learning dan quantum teaching. Penerapan metode fun learning yaitu dengan menggunakan musik sebagai alat memusatkan konsentrasi dan membuka pikiran untuk mengeluarkan gagasan. Selain menggunakan musik, juga dilakukan permainan, pengaturan bangku, dan alat peraga yang mendukung. Adapun langkah-langkah pembelajaran metode Fun Learning yaitu:
1. Guru menyampaikan topik-topik yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai.
2. Guru memberikan penjelaskan mengenai materi.
3. Guru memperlihatkan keterkaitan metode fun learning dengan materi pelajaran.
4. Guru memberikan PR diakhir pertemuan sebagai evaluasi dalam penerapan fun learning.


BAB III
METODE PENELITIAN


A.      Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Tindakan yang diberikan adalah penerapan metode Fun Learning. Penelitian dilakukan secara bersiklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan (Planning), tindakan (Action), observasi (Observation), dan refleksi (Reflection).
B.       Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 dengan jumlah siswa 35 orang, yang terdiri dari 21 perempuan dan 14 laki-laki.
C.      Faktor yang Diselidiki
Faktor yang diselidiki untuk menjawab masalah dalam penelitian ini adalah:
a.       Faktor Proses
Dengan mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah : 
1.      Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2.      Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran.
3.      Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru.
4.      Siswa yang melakukan kegiatan lain seperti ribut, bermain, dan lain-lain.
                                       
5.      Siswa yang menjawab pertanyaan / permasalahan yang diajukan guru.
6.      Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah. 
b.      Faktor Hasil
Dengan melihat hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan metode Fun Learning.
D.       Prosedur Penelitian
Secara garis besar pelaksanaan tindakan ini dibagi dalam dua siklus, dan setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan evaluasi, dan (d) refleksi.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan dua siklus, dengan perincian sebagai berikut:
1.      Siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan.
2.      Siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan.
Selanjutnya diuraikan gambaran kegiatan yang dilaksanakan pada masing-masing siklus penelitian sebagai berikut:
1.      Gambaran Kegiatan Siklus I
1.1.    Tahap Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a.       Menelaah kurikulum SMA kelas X mata pelajaran matematika.
b.      Membuat paket pedoman pembelajaran yang meliputi skenario pembelajaran dan kisi-kisi instrumen.
c.       Menyusun rencana tindakan pembelajaran yang berorientasi pada rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan format yang diberlakukan di sekolah.
d.      Menyiapkan media yaitu permainan, alat peraga, gambar seperti poster ikon dan poster afirmasi, musik sebagai alat bantu memusatkan konsetrasi dan lain-lain.
1.2.      Tahap Tindakan
Tujuan utama pemberian tindakan dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan yang mendukung tercapainya peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan metode Fun Learning.
Bentuk tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
  1. Pengajaran matematika diawali dengan penyajian informasi atau gagasan dalam bentuk definisi, generalisasi, atau analogi.
  2. Pengembangan aktivitas-aktivitas siswa dalam belajar.
  3. Memberi tugas pada siswa tiap pertemuan.
  4. Memberi pekerjaan rumah (PR) setiap akhir pertemuan.
1.3.      Tahap Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mencatat semua kejadian yang merupakan ekspresi siswa, dilakukan pengamatan menyangkut kehadiran siswa, konsentrasi siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, siswa yang bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, siswa yang ribut dan sering menganggu teman-temannya selama proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun oleh siswa yang lain, siswa yang aktif bekerja dalam kelompoknya, siswa yang mengacungkan tangan mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, keaktifan siswa memberi tanggapan terhadap persentase kelompok lain, serta di akhir siklus diadakan tes.
1.4.      Tahap Refleksi
  1. Membandingkan hasil tes belajar matematika siswa sebelum diberi tindakan dan setelah diberi tindakan.
  2. Merencanakan perbaikan-perbaikan untuk siklus selanjutnya.
2.   Gambaran Kegiatan Siklus II
Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II relatif sama dengan perencanaan dalam siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan atau penambahan sesuai dengan kenyataan yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus I.
E.        Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1.      Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data tentang kehadiran siswa, keaktifan, dan perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2.      Tes hasil belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan siswa setelah proses pembelajaran.
F.        Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.      Data mengenai aktivitas siswa selama proses belajar mengajar diperoleh dengan menggunakan lembar observasi.
2.      Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes setiap akhir siklus.
G.      Teknik Analisis Data
Data mengenai kondisi proses belajar mengajar dianalisis secara statistik deskriptif yang meliputi tentang kehadiran siswa, keaktifan siswa, perhatian siswa serta interaksi siswa dan siswa. Dan data mengenai hasil belajar siswa juga dianalisis secara statistik deskriptif yang meliputi skor rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum.
Data hasil belajar yang diperoleh tersebut dikategorikan berdasarkan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yaitu:

 Tabel 3.1 Teknik Kategori Standar
Skor
Kategori
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
(Nurfatana, 19: 2008)
H.      Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II. Serta memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan yaitu 65. Sehingga penerapan metode Fun Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar