Selasa, 26 April 2011

Penelitian Tindakan Kelas: Jenis-jenis Penelitian

JENIS-JENIS PENELITIAN

A. PENELITIAN DESKRIPTIF
           Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.
           Ada beberapa jenis penelitian yang termasuk penelitian deskriptif, antara lain yaitu (1) Penelitian Survai (2) Penelitian kasus (3) Penelitian perkembangan (4) penelitan tindak lanjut (5) penelitian analisis dokumen/analisis isi (6) Studi waktu dan gerak (7) Studi kecenderungan.
1. Penelitian survai (penelitian pemairan)
           Penelitian survai merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu smapel dengan menanyakannya melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Fraenkel dan Wallen, 1990).
           Tujuan penelitian survai adalah: (1) mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada (2) mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan (3) untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan pengambilan keputusan dimasa mendatang.
           Ciri-ciri penelitian survai:
1)      Data survai dapat dikumpulkan dari seluruh populasi, dapat pula dari hanya sebagian saja dari populasi.
2)      Untuk suatu hal data yang sifatnya nyata.
3)      Hasil survai dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas, karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu, dan saat data itu dikumpulkan.
4)      Cenderung mengandalkan data kuantitatif.
           Contoh penelitian survai adalah :
Survai di suatu daerah miskin yang mendapatkan IDT mengenai implementasi pendidikan dasar 9 tahun.
2. Penelitian kasus
           Peneltitan kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan masyarakat (Depdikbud, 1982/1983:11). Sedangkan John W. Best (1977) meyatakan bahwa studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah atau perkembangan kasus yang bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau bagian dari siklus kehidupan suatu unit individu (perorangan, keluarga, kelompok, pranata sosial suatu masyarakat).
      Ciri-ciri penelitian kasus:
1)      Menggambarkan subyek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku itu sendiri dan hal-hal yang melingkunginya, dan lain-lain yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut.
2)      Dilakukan dengan mencermati kasus secara mendalam dan berhati-hati.
3)      Dilakukan karena cenderung didorong untuk keperluan pemecahan masalah.
Contoh penelitian kasus adalah:
Seorang psikolog yang meneliti seorang anak bermasalah di suatu sekolah.
3. Penelitian Perkembangan
           Penelitian perkembangan adalah penelitian yang memusatkan pada variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa kurun waktu.
           Ciri-ciri penelitian perkembangan:
1)      Mengetahui perkembangan subyek penelitian dalam kurun waktu tertentu.
2)      Dapat menggunakan metode alur panjang dan metode silang-sekat.
Longitudinal method berarti peneliti menentukan subyek dan diikuti perkembangannya dalam waktu yang lama. Ciri dari longitudinal method adalah (1) Subyek yang diamati tetap (2) Peneliti sangat memahami subyek penelitiannya, dan (3) Memerlukan waktu lama.
Contoh penelitian perkembangan dengan longitudinal method:
1)         Studi untuk mengenai perkembangan kemampuan anak SD dalam berfikir matematis.
2)         Studi untuk mengidentifikasi perkembangan anak di lingkungan komplek WTS.
Cross-sectional method berarti peneliti tidak mempertahankan subyek penelitian yang harus diamati dalam jangka waktu lama, tetapi memunculkan subyek-subyek baru yang mengganti subyek lama, dari berbagai kelompok unsur. Kurun waktu yang panjang, diganti dengan pengambilan sampel dari berbagai kelompok umur. Ciri-ciri dari metode ini adalah (1) Peneliti tidak perlu menunggu pertumbuhan yang lama dari subyek/anak, sehingga kesimpulan penelitian dapat segera diketahui (2) Penelti mampu mengendalikan variabel-variabel lain, karena pelaksanaan penelitiannya singkat (3) Kemungkinan kecil kehilangan subyek penelitian.
Sedangkan kelemahannya adalah subyek yang digunakan dalam penelitian tidak sama dan memungkinkan adanya variabel lain yang dibawa oleh masing-masing anak, sehingga hasil pengukuran mungkin tidak mencerminkan pertumbuhan anak yang sebenarnya (Suharsimi Arikunto, 1989:302).
4. Penelitian Tindak Lanjut
            Penelitian tindak lanjut adalah penelitian yang diarahkan untuk menindaklanjuti hasil penelitian sebelumnya atau merupakan lanjutan dari penelitian perkembangan dengan metode alur panjang tadi. Ciri peneltian ini (1) Penelitian tindak lanjut tidak berhenti pada suatu seri urutan pengukuran, tetapi penelitian masih terus melakukan pelacakan untuk kejadian yang menjadi tindak lanjutnya (2) Penelitian tindak lanjut dilakukan berdasrkan umpan balik.
5. Penelitian analisis dokumen
            Penelitian analisis dokumen/analisis isi adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data.
            Ciri-ciri dari penelitian ini (1) Penelitian dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk rekaman, gambar dan sebagainya (2) subyek penelitiannya adalah sesuatu barang, buku, majalah dan lainnya (3) Dokumen sebagai sumber data pokok.
6. Studi waktu dan gerak
            Penelitian ini menekankan kepada dua variabel yaitu variabel waktu dan gerak. Ciri-ciri penelitian ini (1) Banyak dilakukan pada bidang industri (2) Observasi dan pengukuran terhadap gerakan-gerakan badan yang dilakukan oleh para pekerja sewaktu melaksanakan tugas produksi (3) Kecenderungan menggunakan instrumen stopwatch dan kamera gerak.
            Contohnya yaitu suatu studi tentang keefektifan model gerakan badan dalam melakukan pekerjaan tertentu di suatu pabrik (dalam bekerja dituntut adanya gerakan badan, secara rutin).
7. Studi kecenderungan
            Studi kecenderungan merupakan penelitian yang mengacu ke arah peramalan terhadap kecenderungan hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ciri-ciri penelitian ini (1) Cenderung menggunakan pendekatan longitudinal (2) Prediktif (3) Karakteristik datanya mengenai apa yang akan terjadi masa lampau, situasi sekarang dan masa akan datang (apa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang).
 B. PENELITIAN SEJARAH
a)      Pengertian dan tujuan penelitian sejarah
Penelitian sejarah berbeda dengan yang lain. Penelitian ini merupakan Expost facto research yang dinaungi oleh penelitian kualitatif.
Penelitian sejarah tidak terdapat manipulasi atau kontrol terhadap variabel, sebagaimana dalam penelitian eksperimen.
Penelitian sejarah adalah penelitian yang secara ekslusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merekonstruksikan apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin dan biasanya menjelaskan mengenai hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan dengan demikian memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu (Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990:411).
Berdasarkan pandangan-pandangan yang disampaikan oleh para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian penlitian sejarah mengandung unsur-unsur pokok:
1)      Adanya proses pengkajian peristiwa/kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu).
2)      Usaha dilakukan secara sistematis dan obyektif.
3)      Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integratif antara manusia, peristiwa, ruang dan waktu.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar peristiwa atau perkembangan-perkembangan di masa lampau (John W. Best, 1977).
b)      Langkah-langkah dalam penelitian sejarah
Ada empat langkah yang esensial dalam penelitian sejarah (1) Merumuskan masalah (2) Menemukan sumber-sumber informasi sejarah yang relevan (3) Meringkas dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut, dan (4) Mempresentasikan dan menginterpretasikan informasi-informasi tersebut yang dihubungkan dengan masalah atau pertanyaan dalam penlitian (Jack E. Fraenkel dan Norman E. Wallen, 1990).
1)      Merumuskan masalah
Dalam merumuskan masalah penelitian historis terdapat beberapa persyaratan sebagaimana dalam penelitian yang lain, yaitu (1) Seharusnya dinyatakan secara jelas dan ringkas (2) Manageble dan (3) Memiliki rasional yang kuat.
2)      Menemukan sumber-sumber informasi yang relevan
Secara umum sumber-sumber informasi yang relevan dalam penelitian sejarah dapat dikelompokkan menjadi empat bagian:
                  (1) Dokumen
                        Yaitu materi yang tertulis atau tercetak dalam bentuk misalnya  buku, majalah, koran, buku catatan, dan sebagainya.
                  (2) Rekaman yang bersifat nomerik.
                        Yaitu rekaman-rekaman yang didalamnya terdapat bentuk-bentuk data nomerik, misalnya sekor tes, laporan sensus, dan sebagainya. Akhir-akhir ini peneliti sejarah meningkatkan penggunaan komputer untuk menganalisis sejumlah data nomerik.
                  (3) Peryataan Lisan
                        Yaitu melakukan interviu dengan orang yang merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan bentuk khusus dari penelitian sejarah, yang disebut “oral history”.
                  (4) Relik
                        Yaitu obyek pisik atau karakteristik visual yang memberikan beberapa informasi tentang peristiwa masa lalu.
c)      Sumber data penelitian sejarah
Sumber data dalam penelitian sejarah dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Ø  Sumber data primer, yaitu cerita atau penuturan atau catatan-catatan dari para saksi mata pada peristiwa tersebut terjadi. Dokumen yang termasuk sumber primer adalah UUD, piagam, otobiografi. Sedangkan barang peninggalan misalnya fosil, kerangka, perkakas dan sebagainya.
Ø  Sumber data sekunder, yaitu cerita atau penuturan atau catatan mengenai suatu peristiwa yang tidak disaksikan langsung sendiri oleh pelapor, melainkan semata-mata melaporkan apa yang dituturkan atau di tulis oleh oarang yang yang menyaksikan peristiwa itu.
d)     Meringkas informasi yang diperoleh dari sumber historis
Yaitu proses meriviu dan meringkas dari sumber-sumber informasi sejarah.
e)      Mengevaluasi sumber-sumber sejarah
Dalam hal ini peneliti sejarah harus mengadopsi sikap kritis ke arah beberapa atau seluruh sumber informasi.
            Kritik Eksternal
      Untuk menetapkan keaslian atau otentitas data, dilakukan kritik  eksternal. Apakah fakta peninggalan itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu.
      Beberapa pertanyaan yang terkait dengan kemurnian sumber-sumber sejarah (Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen, 1990:416) yaitu:
1. Siapa yang menulis dokumen?
2. Untuk apa tujuan dari dokumen ditulis?
3. Kapan dokumen ditulis?
4. Dimana dokumen ditulis?
5. Dengan kondisi yang bagaimana dokumen ditulis?
6. Bagaimana perbedaan bentuk atau versi keberadaan dokumen?
Kritik Eksternal
      Sebagaimana kritik eksternal, beberapa pertanyaan juga diperlukan untuk ditanyakan dalam rangka mengevaluasi keakuratan dokumen dan kebenaran penulis.
      Pertanyaan tersebut dibagi dalam dua kategori, yaitu:
a. Yang berkenaan dengan penulis dokumen
      1. Apakah penulis menunjukkan peristiwa yang benar-benar sedang terjadi (apakah dokumen pertama atau kedua?).
      2. Apakah penulis merupakan partisipan atau pengamat?
      3. Apakah penulis berkompeten dalam menggambarkan peristiwa?
      4. Apakah penulis terlibat secara emosional di dalam peristiwa tersebut?
      5. Apakah penulis tertarik mengenai hasil dari peristiwa?
b. Yang berkenaan dengan isi dokumen
f)       Hipotesis dan generalisasi dalam penelitian sejarah
g)      Penulisan laporan penelitian sejarah
C. PENELITIAN KORELASIONAL
            Adalah penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain.
            Ciri-ciri penelitian ini:
1. Menghubungkan dua variabel atau lebih.
2. Besarnya hubungan didasarkan kepada koefisien korelasi.
3. datanya bersifat kuantitatif.
Contoh: Studi untuk mengetahui hubungan antara sekor tes UMPTN dengan prestasi belajar mahasiswa di Perguruan Tinggi.
D. PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF
            Merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan.
            Contoh: penelitian untuk mencari perbedaan prestasi belajar bidang studi IPA siswa SD yang berada di daerah perkotaan dan pedesaan.
E. PENELITIAN EKSPERIMEN
            Merupakan penelitian sistematis, logis dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi.
            Penelitian eksperimen bertujuan untuk (1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian (2) Untuk memprediksikan kejadian antara peristiwa di dalam latar eksperimental (3) Untuk menarik generalisasi hubungan-hubungan antar variabel.
F. PENELITIAN TINDAKAN
1. Pengertian Penelitian Tindakan
            Penelitian tindakan merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan di dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, 1980:174).
2. Asas-asas Penelitian Tindakan
           Ada 6 (enam) asa penelitian tindakan, yaitu:
1. Asas kritik reflektif
2. Asas kritik dialektis.
3. Asas sumber daya kolaboratif
4. Asas risiko
5. Asas struktur majemuk
           Ciri-ciri penelitian tindakan yaitu:
1. Merupakan pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan merubahnya dan mempelajari dampak dari perubahan itu.
2. Dilaksanakan dengan spiral mawas diri, yaitu spiral siklus perencanaan, tindakan, observasi, mawas diri dan perencanaan kembali.
3. Melibatkan orang-orang dalam melakukan analisis tentang situasi tempat mereka bekerja: situasi ini terstruktur secara kelembagaan.
           Tujuan penelitian tindakan adalah peningkatan praktek, peningkatan pemahaman terhadap praktek, dan peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktek.
2. Fungsi Penelitian Tindakan
           Ada lima fungsi penelitian ini yaitu:
1. sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan diagnosis dalam situasi tertentu.
2. sebagai alat pelatihan dalam jabatan
3. sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan dalam pengajaran.
4. sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi antara guru di lapangan.
5. sebagai alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik untuk mengantisipasi pendekatan yang lebih subyektif.
C. Langkah-langkah dan jenis-jenis penelitian tindakan
1). Langkah-langkah penelitian tindakan
Tahap I : Refleksi
Tahap II : Perencanaan
Tahap III : Tindakan observasi
Tahap IV : Refleksi
2). Jenis-jenis penelitian tindakan
a. penelitian tindakan partisipan.
b. penelitian tindakan diagnostik.
c. penelitian tindakan empiris.
d. penelitian tindakan eksperimental

Tidak ada komentar:

Posting Komentar